Filsafatadalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumannya. Pengetahuan indera mencakup segala sesuatu yang dapat diinderai. Batasnya: segala sesuatu yang tidak tertangkap panca indera; pengetahuan ilmu mencakup sesuatu yang dapat diteliti (riset).
nurfadhilaucul nurfadhilaucul paragraf. karena kalimat-kalimat dijadikan satu yang saling berkaitansemoga kalo tidak salah bermanfaat Iklan Iklan hadist92 hadist92 Jawabandisebut paragrafPenjelasanparagraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara satu sama lain Iklan Iklan Pertanyaan baru di B. Indonesia 2. Buatlah paragraf persuasi sesuai isi teks berikut! Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak hadirin di sini untuk mengingat beberapa pola hidu … p yang kita lakukan dalam keseharian kita. Tanpa kita sadari, hal-hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan dampak adanya globalisasi. Saya berharap, pada kesempatan kali ini, kita semua menjadi tahu seberapa besar pengaruh globalisasi dalam kehidupan kita. sebut dan jelaskan pembagian buku non fiksi berdasarkan jenisnya surat yang ditulis untuk kepentingan secara resmi baik diintitasi perorangan ataupun organisasi disebut surat 2. Sebutkan struktur teks drama! 2 UTZ nti n Fungsi turunan menentukan fx f'x =3x²-12x+8, f2=13 Sebelumnya Berikutnya
Tamsilartinya Alquran adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Di bawah ini merupakan bukti bahwa Alquran adalah mukjizat yang terbesar adalah Fungsi utama kandungan Alquran yang menjelaskan kisah umat terdahulu adalah sebagai Yang berarti "menggabungkan sesuatu dengan yang lain" adalah lafaz
AL-QURAN ; WAHYU DAN KALAM ALLAH Makalah Disampaikan dalam forum seminar kelas Mata Kuliah PDPI I Oleh Syakkar Lakka NIM Dosen Pembimbing PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA UMI-MAKASSAR 2004 AL-QUR’AN WAHYU DAN KALAM ALLAH Oleh H. Abu Syakkar Lakka I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Al-Quran adalah kalamullah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril dan disampaikan kepada ummat manusia untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini. Al-Quran yang dikenal nama al-Kitab[1], di dalamnya terdapat berbagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa dan tidak diragukan kebenerannya.[2] Dan juga di dalam al-Quran terdapat ayat-ayat mengenai keimanan, ketaqwaan, keadilan, kearifan dan sebagainya, selain itu terdapat pula ayat yang menyangkut masalah kekafiran, kefasikan, kedhaliman, kemunafikan dan kedurhakaan dan sebagainya. Allah swt, menamai kitab yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. untuk disampaikan kepada seluruh ummat manusia, dengan beberapa nama. Di antaranya yang popular, ialah al-Kitab dan al-Quran.[3] Oleh karena itu, penulis akan membahas makalah tentang “Al-Quran ; Wahyu dan Kalam Allah”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis mengajukan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut 1. Apa makna al-Qur’an, wahyu dan ilham ? 2. Bagaimana cara diturunkan al-Quran ? 3. Bagaimana kedudukan al-Qur’an sebagai Kalam Allah swt. ? 4. Apa nama lain al-Qur’an ? 5. Bagaimana kandungan pokok al-Qur’an ? II. PEMBAHASAN A. Pengertian al-Qur’an al-Qur’an menurut epiestimologi berakar kata dari ق – ر – أ yang mempunyai arti mengumpulkan. Sedangkan القراءة berarti ضم الحروف والكلمات بعضها الى بعض فى الترتيل Artinya Menggambarkan huruf-huruf dan kata-kata sebahagian kepada sebahagian lainnya dalam susunan/bacaan.[4] Al-Quran pada dasarnya seperti القرآن , merupakan mashdar dari قرأ قرئة قرآنا atau قرآته yang merupakan mashdar atas timbangan wazan “فُعْلاَن” [5] Abd. Al-Shabur Syahim meberikan definisi tentang al-Qur’an الْقُرْآن كَلاَ مُ اللهِ الْمُنَزِّلُ عَلَى قَلْبِ محمد صلى الله عليه و سلم بوساطة الوحي – روح القدس – منجما فى شكل آيات وسور خلال فترة الرسالة ثلاث و عشرين سنة مبدوءا بفاتحة الكتاب محفوما بسورة الناس منقولا باالتواتر المطلق برهانا معجزا على صدق رسالة الإسلام Artinya al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw dengan perantaraan wahyu melalui ruh al-Qudus Jibril yang tersusun dalam bentuk ayat-ayat dan surah-surah. Seputar patrah risalah ± 23 Tahun yang dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Naas yang diriwayatkan secara mutawatir yang merupakan mukjizat dan dalil-dalil atas kebenaran risalah Islam.[6] Al-Asy’ary yang dikutip Hasbi as-Shiddieqy, mengemukakan bahwa lafadz al-Quran diambil dari lafadz “qarana” yang berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kemudian lafadz Quran itu dijadikan nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya. Dinamai wahyu Tuhan ini dengan al-Quran, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya, beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lainnya.[7] Untuk memperoleh pengertian yang bernash bagi kalimat “Quran”, dapat diperhatikan maknanya serta cara al-Quran sendiri mempergunakan kalimat tersebut. Seperti dalam QS. al-Qiyamah75 16, 17, 18, yang berbunyi لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءَانَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْءَانَهُ Terjemahnya Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al Qur’an karena hendak cepat-cepat menguasai nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.[8] Menurut lahir makna ayat tersebut, lafadz “Quran” diartikan “bacaan”, yakni Quran ialah kalamullah yang dibaca berulang-ulang oleh manusia. Selain ayat tersebut, masih terdapat ayat-ayat memakai makna al-Quran sebagai bacaan, seperti Dalam QS al-Baqarah 2 185 Dalam QS al-Hijr 15 87 Dalam QS Thaha 20 2 Dalam QS al-Naml 27 6 Dalam QS al-Ahqaf 46 29 Dalam QS al-Waqi’ah 56 77 Dalam QS al-Hasyr 59 21 Dalam QS al-Dahr/al Insan 76 23.[9] B. Pengertian Wahyu Wahyu menurut bahasa adalah isim mashdar yang berarti sesuatu yang diwahyukan dengan maksud mengemukakan sesuatu secara sembunyi dan rahasia dan lebih umum berupa isyarat atau kitabah/tulisan atau risalah.[10] Al-Syekh Muhammad Abd. Al-Adzim al-Syarqani memberikan definisi wahyu menurut syar’I, bahwa Allah swt. memberitahukan kepada hambanya yang menjadi pilihannay segala sesuatu yang diinginkan dari berbagai macam bentuk hidayah dan ilmu dengan cara rahasia tersembunyi yang bukan kebiasaan manusia.[11] Di dalam al-Quran terdapat lafadz wahyu dan lafadz yang diambil diisytiqaq daripadanya, kira-kira tujuh puluh kali dan dipakai dengan beberapa arti. Dalam QS. Maryam ayat 11 kata wahyu dipakai dengan arti “isyarat”. Dalam QS al-An’am ayat 121 kata wahyu dipakai dengan arti “perundingan-perundingan yang jahat dan bersifat rahasia” Dalam QS an-Nahl ayat 68 kata wahyu dipakai dengan arti “ilham” yang bersifat tabiat. Dalam QS al-Qashash ayat 7, kata wahyu dipakai dengan arti “ilham” yang diberikan diilhamkan kepada selain dari Nabi Muhammad saw. dan selain dari malaikat.[12] C. Pengertian Ilham Rajab bin Ibrahim bin Abd. Al-Azis Shaqar memberikan pengertian tentang ilham, yaitu bahwa Allah mengungkapkan suatu makna tertentu ke dalam jiwa hati Nabi dengan melalui ucapanNya yang merupakan ilmu darun tidak dapat dihindari dan tidak perlu diragukan. Dengan demikian, ilham adalah merupakan ilmu pemberian yang dimaksudkan oleh Allah ke dalam jiwa secara tiba-tiba tanpa mukaddimah. Ilham adalah bahagian dari wahyu. [13] Ilham ialah menuangkan suatu pengetahuan ke dalam jiwa yang diminta supaya dikerjakan oleh yang menerimanya dengan tidak lebih dahulu dilakukan ijtihad dan menyelidiki hujjah-hujjah agama. Yang demikian itu terkadang diperoleh dengan jalan kasyaf dan terkadang diperoleh dengan tidak memakai perantaraan malaikat menurut cara yang tertentu yang Tuhan pergunakan beserta tiap-tiap maujud. Adapun wahyu, maka dia diperoleh dengan perantaraan “malak” karena itu tidak dinamai hadits-hadits Qudsi dengan wahyu, walaupun dia Kalam Allah juga.[14] D. Cara pewahyuan al-Qur’an Adapun cara-cara pewahyuan al-Qur’an adalah 1. Malaikat Ibril menampakkan dirinya kepada Rasulullah saw. dalam bentuk aslinya hal ini hanya terjadi dua kali disebabkan karena kekuatan Rasulullah sebagai manusia tidak sanggup untuk selalu melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dan ini merupakan suatu hikmah dari Allah kepada Rasulullah saw. Dalam QS. Al-Najm 13-14, Allah swt, berfirman وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى Terjemahnya Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain, yaitu di Sidratil Muntaha.[15] Diriwayatkan dari at-Tirmidzi dari Aisyah bahwasanya dia berkata rasulullah tidak melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya kecuali dua kali sewaktu di sidratul muntaha dan di jiyad suatu tempat di kota Makkah baginya Jibril 600 sayap yang menutupi ufuk.[16] 2. Malaikat Jibril datanga menyampaikan wahyu berupa bentuk seorang laki-laki kepada Nabi Muhammad saw. dengan mengucapkan kata-kata sehingga beliau mengetahui dan hafal benar kata-kata tersebut. Kadang datang kepada Rasulullah menyerupai sahabat yang ganteng namanya Dihyah al-Kalaby dan para sahabat yang hadir melihatnya dan mendengarkan perhatiannya akan tetapi para sahabat tidak mengetahuinya kalu yang datang adalah malaikat Jibril kecuali dari Rasulullah.[17] 3. Kadang datang dalam bentuk malaikat dan tidak seorangpun yang melihatnya termasuk Rasulullah saw. akan tetapi Nabi saw. mendengarkannya. Hal ini seperti gemerincingan lonceng di telinga bagi yang mendengarnya dan ini merupakan yang paling berat bagi Rasulullah saw. dalam penyampaian itu, Allah swt. telah berfirman dalam QS. 42 51, tentang cara pewahyuan al-Quran, yang berbunyi وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ Terjemahnya Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan malaikat lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. [18] E. al-Qur’an sebagai Kalam Allah Sebagaimana telah diuraikan bahwa al-Quran merupakan Kalam Allah swt. yang merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah suatu ibadah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. tidak dinamakan al-Quran, seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, Kitab Dzabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as, dan Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as., tidak dianggap sebagai ibadah apabila membacanya. Demikian pula hadits Qudsi, ia adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, tidak pula dinamai al-Quran, sehingga membacanya tidak dianggap sebagai ibadah.[19] Jadi al-Quran sebagai Kalamullah adalah suatu kitab suci yang apabila membacanya merupakan suatu ibadah F. Nama al-Qur’an 1. al-Qur’an yang berarti bacaan. Dalam Al-Qiyamah 17-18, Allah swt. berfirman sebagai berikut إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءَانَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْءَانَهُ Terjemahnya Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.[20] 2. al-Kitab yang berarti mengumpulkan, dinamakan al-Kitab karena mengandung berbagai macam jenis dari kisah-kisah, hukum-hukum dan berita secara khusus. [21] 3. al-Furqan yang berarti “pembeda”, dianamakan al-Furqan sebab membedakan antara yang baik dan bathil, muslim dan kafir dan mu’min dan munafik. 4. al-Dzikr yang berarti “peringatan” dinamakan al-Dzikr karena di dalam al-Qur’an megandung tentang peringatan, nasehat dan berita-berita umat terdahulu.[22] Di samping nama-nama tersebut yang mashur, al-Qadhi Abu al-Maak Uzaizi bin Abd. Al-Malik menyatakan bahwa Allah menamakan al-Qur’an dengan 55 nama. Antara lain adalah 1. Kalam al-Taubah 6 6. Mauidzah Yunus 57 2. Nur al-Nisaa 174 7. Karim al-Waqiah 77 3. Rahmatan Yunus 57 8. Hakim Yunus 1-2 4. Hudan Lukman 3 9. Mubarak Shad 29 5. Syifaa al-Isra’ 82 10. Dll.[23] G. Pokok-Pokok Kandungan Al-Quran Al-Quran diturunkan untuk menjadi pegangan bagi ummat manusia yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk suatu ummat atau untuk satu abad, tetapi untuk seluruh ummat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajarannya adalah sama dengan luasnya ummat manusia. Al-Quran mengajarkan supaya manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berbakti kepada Tuhan, tetapi jangan menjadi rahib. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi dengan tidak mengganggu hak orang lain. manusia diwajibkan menda’wahkan agama, tetapi dengan cara bijaksana.[24] Dalam QS Al-Baqarah 2 2, 3, 4 ditegaskan ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ Tewrjemahnya Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab Al Qur’an yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat.[25] Ayat tersebut di atas mengandung 5 perinsip, yaitu percaya kepada yang gaib, yaitu kepada Allah swt. dan kepada Malaikat-Nya. Percaya kepada wahyu yang diturunkan oleh Allah. Percaya kepada adanya hari akhirat. Mendirikan sholat. Dan Menafkahkan sebagian dari rezki yang dianugerahkan kepadanya oleh Allah swt. III. PENUTUP/KESIMPULAN Setelah membahas tentang Al-Quran Wahyu dan kalam Allah, penulis dapat mengemukakan kesimpulan sebagai berikut 1. Al-Quran kalamullah yang dibaca berulang-ulang oleh manusia. 2. Wahyu adalah pemberitahuan oleh Allah swt, kepada hambanya tentang segala sesuatu yang diinginkan dari berbagai macam bentuk hidayah dan ilmu dengan cara rahasia tersembunyi yang bukan kebiasaan manusia. 3. Ilham ialah menuangkan suatu pengetahuan ke dalam jiwa yang diminta supaya dikerjakan oleh yang menerimanya dengan tidak lebih dahulu dilakukan ijtihad dan menyelidiki hujjah-hujjah agama. 4. Cara al-Quran diturunkan adalah Malaikat Jibril as a menampakkan dirinya, b berupa bentuk seorang laki-laki, c mengucapkan kata-kata sehingga beliau mengetahui dan hafal benar kata-kata tersebut, d menyerupai sahabat yang ganteng bernama Dihyah al-Kalaby. e kadang-kadang tidak seorangpun yang melihatnya termasuk Rasulullah saw. akan tetapi Nabi saw. mendengarkannya. 5. al-Qur’an sebagai Kalam Allah adalah sebagai suatu kitab suci yang apabila membacanya merupakan suatu ibadah 6. Nama-nama al-Qur’an adalah bacaan, al-Kitab, al-Furqan, al-Dzikr, 7. Pokok-Pokok Kandungan Al-Quran adalah mengajarkan supaya manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berbakti kepada Tuhan, tetapi jangan menjadi rahib. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi dengan tidak mengganggu hak orang lain. manusia diwajibkan menda’wahkan agama, tetapi dengan cara bijaksana. DAFTAR PUSTAKA
yangberarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Pendapat tersebut menurut . Subkhi Salih; Imam Asy-Syaf'i; Syeikh Abdul Qodir Jaelani ; Syeikh Muhammad khudari Beik ; Al-Asy'ari dan beberapa golongan lain; Pembahasan: Kata Qur'an berasal dari lafaz قَرَنَ yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Pendapat tersebut ADVERTISEMENT CONTINUE READING BELOW Para ulama’ dan pakar/ahli dalam bidang ilmu Al-Qur’an telah mendefinisikan Al-Qur’an menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminologi. Secara etimologi para ulama’ berbeda pendapat dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Berikut adalah beberapa pendapat tersebut. a. Menurut Al-Lihyany w. 215 H dan segolongan ulama lainKata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja fi’il, قَرَأَ artinya membaca, dengan perubahan bentuk kata/tasrif قَرَأَ-يَقْرَأُ-قُرْءَانًا. Dari tasrif tersebut, kata قُرْءَانًا artinya bacaan yang bermakna isim maf’ul مَقْرُوْءٌ artinya yang dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT sebagaimana yang termaksud dalam QS. al-Qiyamah ayat 17-18. Artinya17. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya di dadamu dan Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. b. Menurut Al-Asy’ari w. 324 H dan beberapa golongan lainKata Qur’an berasal dari lafaz قَرَنَ yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kemudian kata tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lain. c. Menurut Al-Farra’ w. 207 HKata Qur’an berasal dari lafak قَرَائِنٌ merupakan bentuk jama’ dari kata قَرِيْنَةٌ yang berarti petunjuk atau indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan kemudian dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. d. Menurut Az-Zujaj w. 331 HKata Qur’an itu kata sifat dari اَلْقَرْءُ yang sewazan seimbang dengan kata فُعْلاَنٌ yang artinya الْجَمْعُ kumpulan. Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. e. Menurut Asy-Syafi’i w. 204 HKata Al-Qur’an adalah isim ’alam, bukan kata bentukan isytiqwq dari kata apapun dan sejak awal memang digunakan sebagai nama khusus bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. sebagaimana halnya dengan nama-nama kitab suci sebelumnya yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah SWT. sama halnya nama kitab suci sebelumnya, yaitu Zabur Nabi Dawud as., Taurat Nabi Musa as. dan Injil Nabi Isa as.. Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li Dirasah Al-Qur’an al-Karrm, dari kelima pendapat tersebut diatas, pendapat pertamalah yang paling tepat yakni menurut Al-Lihyany yang menyatakan bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata bentukan isytiqaq dari kata قَرَأَdan pendapat inilah yang paling masyhur. Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama’ juga berbeda-beda pendapat dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Perbedaan itu terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang dan perbedaan dalam menyebutkan unsur-unsur, sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu sendiri yang memang sangat luas dan komprehensif. Semakin banyak unsur dan sifat dalam mendefinisikan Al-Qur’an, maka semakin panjang redaksinya. Namun demikian, perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat prinsipil, justru perbedaan pendapat tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain, sehingga jika pendapat-pendapat itu digabungkan, maka pemahaman terhadap pengertian Al-Qur’an akan lebih luas dan komprehensif. Beberapa pendapat ulama’ mengenai definisi Al-Qur’an secara terminologi di antaranya adalah a. Syeikh Muhammad Khuiari BeikDalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islwm, Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikutاَلْقُرْءَانُ هُوَ اللَّفْظُ الْعَرَبِيُّ الْمُنَزَّلُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلتَّدَبُّرِ وَالتَّذَكُّرِ الْمَنْقُوْلُ مُتَوَاتِرًا وَهُوَ مَا دَفَّـتَيْنِ الْمَبْدُوْءُ بِسُوْرَةِ الْفَـاتِحَةِ وَالْمَخْتُوْمُ بِسُوْرَةِ النَّـاسِArtinya “Al-Qur’an ialah lafaz firman Allah yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad SAW., untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fwtihah dan diakhiri dengan surat an-Nas”. b. Subkhi aalih Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut اَلْقُرْءَانُ هُوَ الْكِتَابُ الْمُعْجِزُ الْمُنَزَّلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَكْتُوْبُ فِى الْمَصَاحِفِ الْمَنْقُوْلُ عَلَيْهِ بِالتَّوَاتُرِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلاَوَتِهِArtinyaAl-Qur’an adalah kitab Allah yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya. c. Syeikh Muhammad AbduhSedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai berikut اَلْكِتَابُ هُوَ الْقُرْءَانُ الْمَكْتُوْبُ فِى الْمَصَاحِفِ الْمَحْفُوْظُ فِيْ صُدُوْرِ مَنْ عَنَى بِحِفْظِهِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَArtinyaKitab Al-Qur’an adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam dada orang yang menjaganya dengan menghafalnya yakni orang-orang Islam. Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an sebagai berikut a. Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arabc. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW yang diturunkan dengan perantara malaikat Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir berkesinambungan.f. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nash. Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian orang Islam yang menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an. B. Nama-nama Al-Qur’anNama Al-Qur’an bukanlah satu-satunya nama yang diberikan Allah Swt. terhadap kitab suci yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut Az-Zarkasyi dan As-Suyuhy dalam kitab Al-Itqwn menyebutkan bahwa Al-Qur’an mempunyai 55 nama. Bahkan dalam Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, disebutkan ada 78 nama-nama bagi kitab suci Al-Qur’an. Namun, jika diperhatikan dan dicermati lebih lanjut berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an secara redaksional, maka akan didapatkan beberapa nama saja, yang lainnya bukanlah nama melainkan hanya sifat, fungsi atau indikator Al-Qur’an. Beberapa nama Al-Qur’an tersebut adalah a. Al-Qur’an اَلْقُرْءَانُAl-Qur’an merupakan nama yang paling populer dan paling sering dilekatkan pada kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana telah dijelaskan di muka, Al-Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun beberapa ayat yang di dalamnya terdapat istilah Al-Qur’an adalah sebagai berikut QS. al-Baqarah [2] 185 Artinya “Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. …..” QS. al-A’rwf [7] 204 Artinya “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” QS. Thwha/20 2 Artinya “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu Muhammad agar engkau menjadi susah” Di samping nama Al-Qur’an yang telah disebut dalam ayat-ayat di atas masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat nama Al-Qur’an, seperti QS. Yunus [10] 37, QS. al-Hijr [15] 87, QS. an-Nahl [16] 97, QS. al-Hijr [17] 9, QS. al-Hasyr [59] 21, dan QS. al-Buruj [85] 21. b. Al-Kitab اَلْكِتَابُAl-Qur’an sering disebut sebagai Kitwbullah artinya kitab suci Allah. Al-Kitwb juga bisa diartikan yang ditulis. c. Al-Furqwn اَلْفُرْقَانAl-Furqwn artinya pembeda, maksudnya yang membedakan antara yang haq dan yang batil. Al-Furqan merupakan salah satu nama Al-Qur’ Ak- jikr اَلذكْرAk-jikr berarti pemberi peringatan, maksudnya yang memberi peringatan kepada At-Tanzrl اَلتَّنْزِيْلُAt-Tanzrl artinya yang diturunkan, maksudnya Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantaan malaikat Jibril as. untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. C. Perilaku Orang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’anAl-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang pertama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah Swt, yaitu mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia. Kita sebagai seorang muslim harus meyakini tuntunan yang berkaitan dengan keimanan/akidah, yaitu ketetapan yang berkaitan dengan iman kepada Allah Swt, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta qadha dan seseorang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an kita harus memiliki budi pekerti yang luhur karena Al-Qur’an berisikan tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memilki budi pekerti yang baik serta etika seorang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an kita harus melaksanakan ibadah karena Al-Qur’an berisikan tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat dan seorang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an kita harus bergaul dengan sesama dengan baik sebab Al-Qur’an berisi tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam masyarakat.A Pengertian Ijtihad. Ijtihad, jika dilihat dari akar katanya berasal dari jahada, yang kemudian dinominalkan ( ism al-masdar) oleh kata al-jahd dan al-juhd, [1] yang masing-masing berarti kesukaran atau kesulitan dan kekuatan, daya, atau kemampuan. [2] Kedua kata tersebut menunjukkan dua entitas yang saling berhubungan: sesuatu yang sukar dan
Yang menjadi WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara terdapat dalam? pasal 26 ayat 1 UUD 1945 pasal 27 UUD 1945 pasal 28 UUD 1945 pasal 29 UUD 1945 Semua jawaban benar Jawaban A. pasal 26 ayat 1 UUD 1945 Dilansir dari Encyclopedia Britannica, yang menjadi wni adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara terdapat dalam pasal 26 ayat 1 uud 1945. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Bela negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut didasarkan oleh, kecuali? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Εջըщечէ պ ծያрсεπ
Ծ иճалεгуφор итрիжቃበиժ
Եрсθчядեያθ ևλи иጶጸбገбሯምе
Ιጫሥտедեኟθዋ ጦ
Удէሃጡξацቾс доглиս убаκейըст
Եчխжаፕևг ուք
Βеда дитреψ опωбаг
ኔсв ፔвсузат
Уη σኢнтεгеτ дуπэвιվез
Цուзв ехоχеፎ οσаճоኹιն
Н ኛкըςиጨιс
Амፂтрի πилуκոπ
Orangkaya dianggap sebagai orang yang memiliki banyak harta. Namun, bagaimana orang kaya yang sebenarnya menurut Rasulullah ﷺ? Terungkap dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, "Kekayaan itu bukan soal keberlimpahan harta benda dunia, melainkan kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa
ShahihMuslim hadis nomor 4177. karena kamu semua adalah 'Abiidullah (budak atau hamba Allah) dan kaum wanita adalah Imaaullah (hamba sahaya Allah). Ghulaami (pelayanku) dan Jariyati (pelayan perempuanku) atau Faataya (pemudaku) dan Fataati (pemudiku).". ( 3) Ali bin Hajar bin Iyas, As Sa'adiy, Abu Al Hasan Tabi'ut Tabi'in kalangan Hukumiqamah adalah sunnah. Lafal iqamah dalam bahasa arab yaitu: Artinya: Allah Maha Besar 2x. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Mari kita mendirikan salat. Mari kita meraih kemenangan. Sesungguhnya salat akan segera dimulai 2x.